Rabu, 14 Februari 2018

Fungsi Komunikasi Nonverbal

Secara teoritis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, namun dalam kenyataannya kedua komunikasi itu jalin menjalin dalam komunikasi tatap muka sehari-hari. Seperti ketika mengatakan iya atau benar maka secara otomatis kita akan mengangguk, baik itu mengangguk setelah berkata tidak ataupun sebelumnya. Mark L Knapp mengemukakan istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap atau tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal. Mark L. Knapp, menyebut lima fungsi pesan nonverbal dihubungkan dengan pesan verbal:
  1. Repetisi (repeating), yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
  2. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
  3. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.” contoh lain, ”saya tidak marah” dengan suara yang keras dan muka merah dan mata melotot.
  4. Complementing, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya raut muka yang menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata,  mengunggkapkan rasa sayang sambil memeluk dan mengelus-elus kepala.
  5. Aksentuasi/accenting/menekannkan, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, mengungkapkan betapa jengkelnya, dengan memukul meja. Contoh lain ”saya tidak ingin bertemu anda lagi” sambil memukuli meja saat mengatakan tidak ingin. Bisa dilihat dari waktu
Tidak ada struktur yang pasti, tetap, dan dapat diramalkan mengenai hubungan antara komunikasi verbal dan nonverbal. Keduanya akan berlangsung spontan, serempak, dan non sekuensial. Namun terdapat perbedaan pokok antara komunikasi verbal dan nonverbal.
  1. Sementara perilaku verbal adalah saluran tunggal, perilaku nonverbal bersifat multisaluran. Maksud dari saluran tunggal disini ialah kata-kata datang dari satu sumber misalnya kata-kata yang diucapkan, kata-kata yang dibaca di media. Sedangkan isyarat nonverbal dapat dilihat, didengar, dirasakan, dibaui, atau dicicipi dan beberapa isyarat boleh jadi berlangsung secara simultan.
  2. Pesan verbal terpisah-pisah sedangkan pesan nonverbal sinambung. Artinya orang dapat mengawali dan mengakhiri pesan verbal kapanpun ia menghendakinya sedangkan pesan nonverbalnya tetap “mengalir” sepanjang ada orang yang hadir di dekatnya.
  3. Komunikasi nonverbal mengandung lebih banyak muatan emosional daripada komunikasi verbal. Sementara kata-kata umumnya digunakan untuk menyampaikan fakta, pengetahuan, atau keadaan. Pesan nonverbal lebih potensial untuk menyatakan perasaan seseorang, yang terdalam sekalipun, seperti rasa sayang atau sedih.
Paul Ekman menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, sebagai berikut:
  • Emblem, gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Seperti kerlingan mata kepada seseorang yang dapat mengatakan “saya sedang menggoda anda”
  • Ilustrator, pandangan kebawah dapat menunjukkan deperesi atau kesedihan
  • Regulator, kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka berarti ketidaksediaan berkomunikasi.
  • Penyesuai, kedipan mata yang cepat meningkat ketika seseorang berada dalam tekanan. Hal ini merupakan respon tubuh yang tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
  • Affect display, pembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.
Lebih jauh lagi, dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
  • Perilaku nonverbal dapat menggulangi perilaku verbal, misalnya mengangguk ketika berkata iya, menggeleng ketika berkata tidak menunjuk ketika mengarahkan ke sebuah tempat.
  • Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya melabaikan tangan sambil mengucapkan “selamat jalan” atau “bye bye”. Misalnya menggunakan gerakan tangan nada suara meninggi atau suara melambat ketika berpidato di depan umum perilaku seperti inilah yang disebut affect display.
  • Perilaku nonverbal dapat mneggantikan perilaku verbal, jadi berdiri sendiri. Misalnya menggoyangkan tangan dengan telapak tangan mengarah kedepan, ini sebagai pengganti kata “tidak”. Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frase inilah ynag disebut emblem.
  • Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya anda membereskan alat tulis atau buku-buku, atau melihat jam tangan menjelang kuliah berakhir, sehingga dosen menutup kuliahnya
  • Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal. Misalnya istri yang membeli perhiasan baru dan ditunjukkan kepada suaminya lalu suaminya berkata “Bagus! Bagus!” sambil melihat televisi atau dosen yang melihat jam tangannya terus menerus sedangkan dia bilang dia memliki waktu untuk mahasiswanya.
Jika terdapat pertentangan antara pesan verbal dan pesan nonverbal. Biasanya lebih dipercaya pesan nonverbal, yang menunjukkan pesan sebenarnya, karena pesan nonverbal lebih sulit dikendalikan daripada pesan verbal. Kita dapat mengendalikan sedikit perilaku nonverbal, namun kebanyakan perilaku nonverbal berada diluar kesadaran kita.
Pentingnya komunikasi nonverbal kadang tidak kita sadari. Padahal komunikasi nonverbal mengambil bagian 70% lebih banyak dari komunikasi verbal. Sebelum kesepakatan bahasa sebagai komunikasi verbal. Komunikasi secara nonverbal telah berlangsung terlebih dahulu. Saat ini secara tidak sadar komunikasi verbal telah mengalir dalam komunikasi kita sehari-hari dalam berperilaku. Seperti ‘membaca’ kebohongan biasanya lebih terlihat dari komunikasi nonverbal yang dilakukan seseorang.
Daftar Pustaka

Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terminasi Hubungan Konseling

Terminasi mengacu pada keputusan untuk menghentikan konseling. Keputusan dapat dibuat sepihak atau bersama. Terlepas dari banyak bahasan m...