Rabu, 14 Februari 2018

Mengingat dan Melupakan

Perspektif Historis
Orang yang pertama kali menulis tentang eksperimen mengenai memori adalah Hermann Ebbinghaus (1850-1909) dalam karyanya yang bertajuk On Memory (1885). Tetapi, sepertinya cukup mustahil beliau dapat memandang ke depan dan mengetahui dampak yang akan ditimbulkan sepanjang sejarah dari karya yang dibuatnya mengenai memori tersebut. Meskipun, filsuf pada zaman itu telah berspekulasi mengenai memori, tetapi belum ada satu alat ukur yang memadai, dan database mengenai eksperimen-eksperimen memori. Meskipun dengan sumber daya yang terbatas, Ebbinghaus memiliki suatu firasat bahwa sensasi, perasaan, dan ide-ide yang pada suatu waktu dimiliki seseorang secara sadar, tetap tersembunyi di suatu tempat dalam memori.
Zeitgeist dimana Ebbinghaus bekerja, lebih menekankan bahwa memori dapat dipahami dengan mempelajari ide-ide yang telah terbentuk sebelumnya, lalu setelah itu kita akan melangkah mundur untuk menemukan sumber ide-ide tersebut. Ebbinghaus membalik itu, ia mampu menerapkan kendali ilmiah atas variabel-variabel yang sebelumnya tidak dipisahkan dari memori. Ebbinghaus bukan hanya pencetus teori dan pelaksana eksperimen, melainkan ia juga satu-satunya subjek penelitian yang dapat ia gunakan, sehingga ia menghadapi permasalahan untuk menemukan sesuatu yang dapat mengajarinya hal-hal yang belum ia ketahui. Akhirnya, ia mencoba dengan mempraktikan kata yang terdiri dari tiga huruf, konsonan-vokal-konsonan, seperti : ZAT, BOK, dan lain-lain. Kata-kata seperti itu memang tampaknya akan dilupakan dengan mudah, dan memang demikian yang terjadi. Ebbinghaus dengan rajin menghapalkan kata-kata yang sudah dia buat selama beberapa interval waktu tertentu, dan hasilnya semakin hari jumlah kata yang mampu ia ingat dari yang kemarin semakin menurun jumlahnya.
Teori-teori Kelupaan
A.  Kegagalan Penyandian (Failure to Encode)
Suatu kondisi dimana informasi tidak memasuki otak kita melalui reseptor-reseptor sensorik akibat pengaruh sistem atensi. Akibatnya, gagal memasukkan materi informasi kedalam Long Term Memory kita. Salah satu faktor yang mempengaruhi menurut Hukum (Yerkes & Dodson, 1908) adalah tingkat arousal yang sangat rendah atau sangat tinggi dapat menghambat kinerja memori dan proses-proses kognitif yang lain.
B.  Kegagalan Konsolidasi (Consolidation Failure)
Hilangnya memori akibat gangguan organik yang terjadi saat pembentukan jejak memori (memory trace), yang berakibat pada terbentuknya memori-memori yang tidak sempurna, yang bagi individu yang bersangkutan dirasakan sebagai “kelupaan”.
C.  Amnesia
Terjadi akibat adanya masalah di otak. Biasanya disebabkan oleh penyakit, seperti alzheimer dan sindrom korsakoff, atau cedera traumatik di otak. Alzheimer disebabkan oleh molekul protein yang melekat secara berlebihan di glumatate, yang menghambat fungsi glumatate sebagai pengaktif proses-proses memori di otak (Hoe dkk., 2006). Sindrom korsakoff terjadi akibat dari defisiensi serius Vitamin B1. Para penderita sindrom ini seringkali tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah memori dan seringkali melakukan konfabulasi, yakni membentuk sendiri detail-detail yang hilang dan tidak mampu mereka ingat dari memori mereka. Amnesia retrograde adalah hilangnya memori mengenai peristiwa sebelum terjadinya cedera otak. Biasanya meliputi peristiwa-peristiwa lima sampai sepuluh menit sebelum cedera otak terjadi. Sedangkan amnesia anterograde adalah lenyapnya memori mengenai peristiwa yang terjadi setelah terjadinya cedera kepala.
D.  Decay 
Memudarnya memori seiring berlalunya waktu atau akibat jarang digunakannya memori tersebut.
E.  Interferensi
Bercampur-baurnya memori yang serupa. Terbagi atas dua, yaitu :
1. Interferensi Retroaktif, yaitu memori-memori baru menghambat pengambilan memori-memori lama
2. Interferensi Proaktif, yaitu memori-memori lama menghambat pengambilan memori-memori baru.
F. Kegagalan Pengambilan (Retrieval Failure)
Ketidakmampuan menemukan isyarat memori (memory cue) yang diperlukan bagi pengambilan memori tersebut.
G. Kelupaan Yang Disengaja (Motivated Forgetting)
Represi yang disadari terhadap memori, yang pada umumnya dilakukan seseorang untuk menghindari kenangan akan pengalaman traumatik
H.  Represi (Repression)
Tindakan mendorong pemikiran-pemikiran, memori-memori, atau perasaan-perasaan yang mengancam keluar dari kesadaran.

Memori-memori Palsu
Loftus dan Palmer (1974) menemukan bahwa memori palsu dapat dibentuk menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diarahkan untuk membentuk memori tersebut.
Mengingat
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja memori :
  1. Pemusatan perhatian kepada stimuli akan meningkatkan kecenderungan memori memasuki sistem sensorik dan memasuki short term memory.
  2. Pengulangan pemeliharaan (maintanance rehearsal) akan menjaga informasi tetap ada di dalam short term memory.
  3. Pengulangan elaboratif (elaborative rehearsal) akan mendorong informasi dari short term memory menuju long term memory.
  4. Membuat kekhasan penyandian (encoding specifity principle) agar meningkatkan potensi pengambilan memori dari long term memory dengan menyediakan isyarat (cue) yang dapat menyediakan akses menuju memori.
Teknik-teknik Mnemonik
Adalah suatu teknik yang meningkatkan penyimpanan dan pengambilan informasi dalam memori. Ada beberapa teknik, seperti :
1. Metode loci (method of loci)
Metode yang mengasosiasikan objek-objek tertentu dengan tempat-tempat tertentu. Orang menggunakan tempat-tempat dan lingkungan yang familiar dan secara mental menempatkan objek-objek tertentu di lokasi yang ditentukan dalam benak. Secara mental mengunjungi tempat tersebut, individu yang bersangkutan dapat mengingat item yang diperlukan. Lokasi (loci) tersebut dapat berupa apa saja yang menarik dan familiar bagi orang tersebut.
2. Sistem kata bergantung (peg word system)
Adalah seseorang mempelajari serangkaian kata yang bergungsi sebagai “gantungan” untuk “menggantungkan” aitem-aitem yang dihapalkan. Hal tersebut dapat dianalogikan dengan apapun yang anda inginkan. Setelah anda mempelajari daftar “gantungan”, anda “menggantungkan” aitem-aitem ke “gantungan” tersebut.
Adapula teknik-teknik verbal, seperti :
1. Metode kata kunci (key word method)
Adalah upaya yang dilakukan dan berguna dalam upaya mempelajari kosakata bahasa asing (Atkinson, 1975; Atkinson & Raugh, 1975; Raugh & Atkinson, 1975).
2. Akronim (acronym)
Adalah kata yang dibentuk berdasarkan huruf-huruf pertama dalam sebuah frase atau kumpulan-kumpulan kata. Akronim bukan hanya sekedar suatu singkatan verbal, namun seringkali digunakan untuk membantu orang mengingat informasi-informasi yang penting.
3. Akrostik (acrostic)
Adalah sebuah frase atau kata-kata dimana huruf pertama dalam kata tersebut diasosiasikan dengan kata-kata yang harus diingat.
4. Mengingat nama
Lorayne & Lucas (1974) menemukan proses mempelajari sebuah nama yang dihibingkan dengan memori terdapat tiga tahap didalamnya, yaitu :
  1. Mengingat nama itu sendiri, dan dapat dibuat frase pengganti bagi nama tersebut apabila cukup susah untuk dilafalkan
  2. Mencari karakteristik khusus di wajah
  3. Menghubungkan kata pengganti dengan karakteristik yang menonjol tersebut
Memori-memori Luar Biasa
Ada beberapa kasus memori luar biasa yang pernah terekam dalam sejarah psikologi kognitif, kasus-kasus tersebut adalah :
a. S : Luria
S.V. Shereshevskii mampu mengingat tanpa salah daftar yang berisi 30 kata yang kemudian ditingkatkan menjadi 50 dan 70 kata pada akhirnya.
b. V.P : Hunt & Love
V.P mampu mendemonstrasikan memori yang sangat ekspansif. Hunt & Love pernah mengujinya dengan memintanya membacakan cerita. Setelah enam minggu kemudian, ketika diminta ulang untuk membacakannya, V.P mampu membacakan ulang seperti layaknya verbatim. Kata per kata yang dia ucapkan sama persis seperti saat pertama kali ia membacakan cerita tersebut.
c. E. : Sebuah Kasus Memori Fotografik
Elizabeth adalah seorang seniman yang sangat cerdas dan terampil, yang mengajar di Harvard. Ia mampu memproyeksikan secara mental suatu ingatan tentang suatu gambar menjadi lukisan yang persis seperti aslinya. Lukisan yang dibuatnya seolah-olah menyerupai duplikat objek yang asli, dan Elizabeth mampu mendeskripsikan visualisasi tersebut secara mendetail. Kemampuan tersebut disebut dengan pencitraan eidetik (eidetic imagery). 

sumber:

Solso, R.L, Maclin, Otto H, Maclin, M.Kimberly. (2008). Psikologi Kognitif (8th ed). Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terminasi Hubungan Konseling

Terminasi mengacu pada keputusan untuk menghentikan konseling. Keputusan dapat dibuat sepihak atau bersama. Terlepas dari banyak bahasan m...