James
Model memori ganda (dualistic model of memory) berkembang pada tahun
1800-an ketika William James membedakan immediate
memory (memori
langsung/primer) dan indirect
memory (memori
tak langsung/sekunder). James mengatakan bahwa memori primer, yang mirip (namun
tidak identik) dengan short–term
memory (STM), tidak pernah meninggalkan kesadaran dan
dapat menyediakan “tayangan” peristiwa-peristiwa yang telah dialami. Memori
sekunder atau long term
memory (LTM) didefinisikan
sebagai jalur-jalur yang “terpahat” dalam jaringan otak manusia. Bagi James,
memori memiliki sifat dualistik, yaitu transitoris (sebagai
perantara) dan permanen.
Hal ini kemudian dibuktikan dengan studi dari Waugh dan Norman (1965), yang
menggambarkan sebuah item memasuki memori primer dan disimpan (melalui latihan
dan pengulangan atau rehearsal)
ke memori sekunder atau dilupakan.
Suatu efek awal dan akhir (primacy and recency) dalam item-item sejajar yang
diasosiasikan (paired associates) ditemukan oleh Mary Calkins. Ketika
seseorang mempelajari serangkaian item dan kemudian mencoba mengingat item-item
tersebut tanpa harus menyebutkannya secara urut dari depan ke belakang, efek primacy and recency pun muncul. Item-item yang
berada di awal (primacy) dan akhir (recency) rangkaian adalah yang paling
diingat. Disamping itu terdapat pula efek
von Restorff, yaitu bila ditengah rangkaian terdapat item yang unik,
maka item tersebut cenderung diingat. Kapasitas penyimpanan (storage
capacity) STM dapat dilacak dengan mengenali batas saat kurva yang
menandai timbulnya efek akhir mulai muncul. Jumlah item dalam rentang efek
akhir jarang melampaui delapan item, sehingga memunculkan hipotesis bahwa STM
memiliki kapasitas terbatas.
Waugh dan
Norman
Model Waugh dan Norman (1965) memberikan kontribusi dengan memperkenalkan
metafor “kotak-kotak di kepala” (boxes in the head) yang menggambarkan
memori sebagai suatu diagram flow-chart. Keduanya mengembangkan model
James dengan mengkuantifikasikan karakteristik memori primer. Waugh dan Norman
memiliki minat untuk mempelajari apa yang terjadi pada item-item dalam STM yang
tidak diingat. Kapasitas penyimpanan STM sangat terbatas, sehingga item-item
akan memudar dan menghilang (decay) dari memori, atau memori tersebut
dihambat (interference) oleh informasi baru saat ruang penyimpanan
telah penuh. Tingkat kecepatan kelupaan (rate of forgetting) dalam
penyajian item selama empat detik dan satu detik adalah sama. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa interferensi adalah faktor yang lebih berpengaruh
dibandingkan decay.
Atkinson dan
Shiffrin
Atkinson dan Shiffrin (1968) meminjam konsep dualistic memori dari Waugh dan
Norman, namun merumuskan adanya lebih banyak subsistem dalam STM dan LTM. Dalam
model Atkinson dan Shiffrin, memori memiliki tiga area penyimpanan: (1)
register sensorik, (2) penyimpanan jangka pendek, dan (3) penyimpanan jangka
panjang. Mereka menggunakan istilah memori sebagai data-data yang disimpan,
sedangkan penyimpanan (store) mengacu pada komponen structural yang
berisi informasi. Dalam model Atkinson dan Shiffrin, informasi dalam STM storage dapat ditransfer ke LTM storage, sedangkan informasi
lain dipertahankan selama beberapa menit dalam STM storage namun tidak pernah memasuki LTM storage. STM storage dipandang sebagai suatu sistem
kerja yang didalamnya informasi yang masuk akan memudar dan menghilang dengan
cepat. Informasi yang disimpan dalam STM storage dapat berupa suatu bentuk yang
berbeda dengan wujud asli informasi tersebut (misalnya, sebuah kata yang dibaca
oleh sistem visual akan diubah dan dipresentasikan dalam memori secara
auditorik).
Sumber:
Solso, R.L, Maclin, Otto H, Maclin, M.Kimberly. (2008). Psikologi Kognitif (8th ed). Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar