Rabu, 14 Februari 2018

Modelling

A.    Konsep dasar
        Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Salah satu teorinya yang terkenal yaitu modelling. Bandura menjelaskan proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar, walaupun model tidak mendapat penguatan positif maupun negatif dan model bisa juga dalam bentuk visualisasi atau bahkan tokoh imajinatif. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Seperti salah satu eksperimen yang sangat terkenal yaitu Bobo Doll experiment yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya, dalam eksperimen ini beliau telah menjalankan kajian bersama Walter (1963).
         Dalam belajar, modelling merupakan dasar percepatan belajar juga merupakan suatu konsep bagi proses memproduksi atau membentuk perilaku yang dipelajari melalui mengobservasi orang lain dan aktivitas atau simbol selaku contoh sebagai alat mempermudah perubahan tingkah laku. Prosedur modelling berlangsung wajar dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya digunakan untuk melatih anak-anak cacat (baik fisik maupun mental), anak normal, serta para pekerja. Modelling ini perlu umumnya digunakan ketika instruksi verbal yang diberikan tidak mampu dipahami atau gagal.
         Prinsip dari modelling sederhana, yaitu “memamerkan” perilaku seseorang atau perilaku. Prosedur ini memanfaatkan proses belajar melalui pengamatan, dimana perilaku seseorang atau beberapa orang model atau teladan berperan sebagai perangsang terhadap pikiran, sikap atau perilaku pengamat. Prinsip lain yang harus dipahami adalah beberapa orang lebih trainable daripada educable, artinya nalar tidak begitu jalan tetapi pengamatan dan meniru lebih unggul.
         Selain itu modelling juga terdapat kaitan dengan imitasi atau meniru, akan tetapi meniru tidak sama dengan modelling, kritik ini disanggah melalui bukti dari konsep abstract modellling, dimana orang mengamati model yang melakukan berbagai macam respon yang memiliki kaidah atau prinsip umum. Dapat disimpulkan bahwa modelling merupakan salah satu teknik konseling dimana seseorang belajar membuat dan menerapkan perilaku baru melalui proses pengamatan, mengobservasi, menggeneralisir perilaku orang lain (model), dimana dalam modeling ini juga melibatkan proses kognitif dan kreatif bukan semata-mata meniru atau imitasi saja.
         Jenis – jenis Peniruan (Modelling):
1. Peniruan Langsung
         Pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran social Albert Bandura. Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modelling, yaitu suatu fase dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan. Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian. Contoh: Meniru gaya penyanyi yang disukai.
2. Peniruan Tak Langsung
         Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak langsung. Contoh: Meniru watak yang dibaca dalam buku, memperhatikan seorang guru mengajarkan rekannya.
3. Peniruan Gabungan
         Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. Contoh: Pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarnai daripada buku yang dibacanya.
4. Peniruan Sesaat atau seketika.
         Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja. Contoh: Meniru Gaya Pakaian di TV, tetapi tidak boleh dipakai di sekolah.
5. Peniruan Berkelanjutan
         Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun. Contoh: Pelajar meniru gaya bahasa gurunya.
            B.     Langkah-langkah pelaksanaan yang efektif
 Memilih media pemeran
          Pemberian contoh dari model yang sesungguhnya atau betul-betul hidup  biasanya dibutuhkan oleh subyek yang membutuhkan umpan balik, partisipasi maupun bantuan fisik dari model.
  • Contoh 1 (partisipasi model)
            Arif mengalami kesulitan belajar menulis. Karena itu selain memberi contoh di papan tulis dan di buku tulis Arif, guru sekolah juga akan memegangi tangan Arif selagi ia menggoreskan pensilnya
  • Contoh 2 (bantuan fisik)
            Setelah memberi contoh melakukan jungkir balik, maka pak Catur membantu menggulingkan badan Mario selagi ia mencoba melakukan jungkir balik
Memilih teladan
            Pada umumnya yang dijadikan model adalah orang yang dianggap ahli, berpengalaman, sukses, berkuasa, populer, atau memiliki sesuatu yang layak untuk dikagumi. Penggunaan beberapa model adakalanya lebih efektif sebab menimbulkan efek generalisasi, artinya perilaku yang ditiru tidak khusus hanya dapat dilakukan oleh model.
Memamerkan secara mengesankan atau berulang-ulang
            Model yang mengesankan, selain menarik perhatian juga menyebabkan perilaku yang dipamerkan tertanam dalam ingatan. Bila pemeran kurang mengesankan, perlu dibuat berulang-ulang secara wajar untuk menghindari kejenuhan
Meminta Menirukan dengan Segera dan Berulang-Ulang
            Mengulang dan berlatih akan membantu subyek dalam menjabarkan perilaku sasaran sehingga ketrampilan motorik ataupun verbal yang dibutuhkan oleh subyek dapat berkembang. Ketika pelaksanaan perilaku menjadi lancar & efisien, maka hal tersebut akan menjadi pengukuh positif bagi subyek (perasaan puas bahwa ia telah mampu menguasai sesuatu).
Melakukan Secara Bertahap (Bila Perlu)
            Bila perilaku yang disajikan tergolong kompleks, maka hendaknya perilaku tersebut dipecah menjadi lebih sederhana dan disajikan tahap demi tahap. Sajikan langkah-langkah penting yang paling mendasar sebelum menyajikan seluruh urutan perilaku.
Mengikuti Pelaksanaan Perilaku (Bila Diperlukan)
             Beberapa program memerlukan participant modeling.
Memamerkan Konsekuensi Positif
             Perilaku yang berakibat positif atau yang berasosiasi positif cenderung ditiru. Ketika menjadi seorang model atau teladan, hendaknya tampak percaya diri, tidak tegang, serta menunjukkan penampilan fisik, verbal dan emosional yang berbahagia.
Memberi Pengukuh dengan Segera
             Bila perilaku mendapat pengukuh dengan segera, maka perilaku ini cenderung berulang. Perilaku yang tidak dapat dipisahkan dari konsekuensi positif cenderung cepat terkukuhkan sesegera mungkin setelah dilaksanakan.
                 C.    Contoh aplikasi
             Dalam modeling, seseorang yang belajar mengikuti kelakuan orang lain sebagai model. Tingkah laku manusia lebih banyak dipelajari melalui modelling atau imitasi daripada melalui pengajaran langsung. Saya akan mengambil salah satu contoh aplikasi modeling tak langsung dosen sebagai model. Dosen yang biasanya cukup tepat waktu saat mengajar, tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang menyinggung perasaan, jelas dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga mudah dimengerti, senyumnya tulus, membuat situasi kelas tidak tegang, maka kalau hal ini dilakukan secara terus menerus mahasiswa akan merekam perilaku ini. Dalam memorinya tersimpan satu karakter yang patut untuk ditiru. Perasaan atau keinginan untuk meniru ini merupakan titik awal untuk merubah perilaku karena para mahasiswa merasa nyaman.

Daftar pustaka
PPT Modelling fakultas psikologi universitas airlangga
Robert S., 2012. Pengantar Psikologi. Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.
Alwisol. (2012). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. (2009). Theories Of Learning (7th ed.). (T. Wibowo, Ed.) Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terminasi Hubungan Konseling

Terminasi mengacu pada keputusan untuk menghentikan konseling. Keputusan dapat dibuat sepihak atau bersama. Terlepas dari banyak bahasan m...