Hubungan interpersonal adalah saat dimana
ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi
juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan
juga menentukan relationship.
Sifat alami manusia adalah untuk membina
hubungan dengan orang lain baik dalam kelompok maupun hubungan antar individu. Pada
awal pertemuan dalam kelas Psikologi Umum dilontarkan sebuah pertanyaan:
Tuliskan 3 relasi sosial yang penting bagi kehidupan diri ? Saya
menuliskan: a. Keluarga b. Teman c. Lingkungan sekitar atau masyarakat.
Pertanyaan ini seperti kembali merefleksikan apa yang terjadi dalam kehidupan
kita sehari- hari dan dengan siapa saja kita berhubungan.
Dalam sebuah komunikasi kita harus bisa
membuat hubungan yang nyaman dengan orang lain, dasar dari psikologi yang dipelajari yaitu bagaimana mempelajari teori untuk di terapkan dalam
kehidupan nyata. Dalam menghadapi orang lain ada cara tersendiri salah satunya
dengan mirroring yaitu saat orang berbicara kemudian mengajak
mereka untuk merasa tertarik dengan menunjukkan sikap yang luwes dan mampu
berrelasi jadi tidak harus menjadi bunglon cukup dengan memberikan respon yang
positif dan hubungan timbal balik. Jangan
secara langsung menilai seseorang tanpa melihat lebih dalam
tentang mereka. Hubungan antara Tuhan dengan manusia merupakan pandangan yang
subjektif.
Salah satu dasar untuk membangun hubungan
interpersonal adalah ketertarikan dengan orang lain. Ketertarikan yang dimaksud
disini adalah perasaan positif kepada orang lain. Terdapat beberapa alasan,
mengapa orang bisa tertarik pada orang lain, diantaranysa: ketertarikan secara fisik, adanya
kesamaan, efek timbal balik, dan cita-cita romantis.Tujuan dari membina hubungan
dengan orang lain salah satunya supaya mendapatkan dukungan sosial, perasaan
dimana kita mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar, baik itu dalam
kelompok kecil maupun besar karena hal tersebut dapat berdampak positif pada
kesehatan fisik maupun psikologisnya. Menurut Reis dan Patrick, orang akan
mengidentifikasi hubungan yang menyenangkan ketika ada rasa saling peduli (caring) yaitu saat kita
merasa orang lain memberikan cinta dan perhatian pada kita, saling memahami (understanding) yaitu saat orang lain
memahami kita, memvalidasi (validating) saat orang lain menunjukkan penerimaannya pada kita.
Sedangkan hubungan yang tidak menyenangkan sarat dengan perasaan-perasaan
negatif, dan keengganan untuk memperbaiki hubungan tersebut.
Perpektif tentang perasaan cinta
berhubungan dengan Passionate dan Companionate Love. Passionate
love adalah penyerapan lengkap yang mencakup perasaan
seksual lembut dan gairah emosi yang intens. Companionate
love adalah perasaan hangat, percaya, kasih sayang, dan toleran bagi orang lain yang kehidupannya terkait dengan kita.
Hubungan interpersonal tidak bisa dilepaskan
dalam konteks budaya. Pada budaya-budaya yang menganut kolektivitas yang
tinggi, dalam menjalin hubungan maka masih mempertimbangkan pikiran orang lain
tentang hubungannya. Contohnya perjodohan, atau pendapat tentang “bibit, bobot
dan bebet”. Sedangkan pada budaya individualisme tinggi, mengatakan bahwa dalam
pernikahan yang penting adalah romantic love.
Menjalin hubungan pada saat ini tidak
hanya identik dengan tatap muka, akan tetapi juga melalui media internet
contohnya e-mail, chatting, facebook, twitter dsb. Kehadiran media ini disatu
sisi menguntungkan bagi orang yang memiliki ketidaknyamanan dalam berinteraksi
tatap muka, akan tetapi disisi lain juga beresiko kita berinteraksi dengan
orang yang tidak dikenal.
Hubungan interpersonal yang baik akan
menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Komunikasi yang
efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Anita Taylor
mengatakan bahwa komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak
unsur, tetapi hubungan interpersonal adalah yang paling penting. Untuk
menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan
kualitas komunikasi. Jalaludin Rakhmat memberi catatan bahwa terdapat tiga
faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal
yang baik, yaitu: percaya, sikap suportif, sikap terbuka. Miller (1976)
menyatakan bahwa memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara
komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak),
perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang
terlibat dalam hubungan tersebut.
Persepi
interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli dari inderawi yang berasal dari
seseorang (komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam
persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi,
seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan
mengakibat kegagalan komunikasi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
hubungan interpersonal diantaranya:
- Komunikasi yang efektif, hubungan interpersonal dinyatakan efektif
bila pertemuan antara pihak yang berkepentingan terbangun dalam situasi
yang komunikatif, interaktif dan menyenangkan.
- Ekspresi wajah, ekspresi wajah akan menimbulkan kesan dan persepsi
yang sangat menentukan penerimaan individu atau kelompok.
- Kepribadian, kepribadian mengekspresikan pengalaman subjektif seperti
kebiasaan, karakter dan perilaku.
- Stereotyping, individu atau kelompok akan merespon pengalaman
dan lingkungan dengan cara memperlakukan anggota masyarakat secara berbeda
atau cenderung melakukan pengelompokan menurut jenis kelamin, cerdas,
bodoh, rajin, atau malas.
- Kesamaan karakter personal, orang-orang yang memiliki kesamaan dalam
nilai-nilai, norma, aturan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tingkat sosial
ekonomi, budaya, agama, ideologis, cenderung saling menyukai dan menerima
keberadaan masing-masing.
- Daya tarik, dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang
orang lain terhadap diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir,
bahasa dan tindakan yang khas. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa
daya tarik seseorang baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab
tanggapan dan penerimaan personal.
- Ganjaran atau pujian, bila pergaulan seorang dengan orang-orang
disekitarnya sangat menyenangkan, maka akan sangat menguntungkan ditinjau
dari keberhasilan program, menguntungkan secara ekonomis, psikologis dan
sosial.
- Kompetensi, masyarakat akan cenderung menanggapi informasi dan pesan
dari orang berpengalaman, ahli dan profesional serta mampu memberikan
kontribusi secara intelektual, sikap dan mampu memberikan solusi terhadap
masalah yang dihadapi.
Referensi
Rakhmat, J.
(1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Weiten, W. (2011). Psychology
Themes and Variations. Las Vegas: Wandsworth Cengage Learning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar