Minggu, 24 Desember 2017

Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal adalah saat dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Sifat alami manusia adalah untuk membina hubungan dengan orang lain baik dalam kelompok maupun hubungan antar individu. Pada awal pertemuan dalam kelas Psikologi Umum dilontarkan sebuah pertanyaan:  Tuliskan 3 relasi sosial yang penting bagi kehidupan diri ? Saya menuliskan: a. Keluarga b. Teman c. Lingkungan sekitar atau masyarakat. Pertanyaan ini seperti kembali merefleksikan apa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari- hari dan dengan siapa saja kita berhubungan.
Dalam sebuah komunikasi kita harus bisa membuat hubungan yang nyaman dengan orang lain, dasar dari psikologi yang dipelajari yaitu bagaimana mempelajari teori untuk di terapkan dalam kehidupan nyata. Dalam menghadapi orang lain ada cara tersendiri salah satunya dengan mirroring yaitu saat orang berbicara kemudian mengajak mereka untuk merasa tertarik dengan menunjukkan sikap yang luwes dan mampu berrelasi jadi tidak harus menjadi bunglon cukup dengan memberikan  respon yang positif  dan hubungan timbal balik. Jangan secara langsung menilai seseorang tanpa melihat lebih dalam tentang mereka. Hubungan antara Tuhan dengan manusia merupakan pandangan yang subjektif.
Salah satu dasar untuk membangun hubungan interpersonal adalah ketertarikan dengan orang lain. Ketertarikan yang dimaksud disini adalah perasaan positif kepada orang lain. Terdapat beberapa alasan, mengapa orang bisa tertarik pada orang lain, diantaranysa: ketertarikan secara fisik, adanya kesamaan, efek timbal balik, dan cita-cita romantis.Tujuan dari membina hubungan dengan orang lain salah satunya supaya mendapatkan dukungan sosial, perasaan dimana kita mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar, baik itu dalam kelompok kecil maupun besar karena hal tersebut dapat berdampak positif pada kesehatan fisik maupun psikologisnya. Menurut Reis dan Patrick, orang akan mengidentifikasi hubungan yang menyenangkan ketika ada rasa saling peduli (caring) yaitu saat kita merasa orang lain memberikan cinta dan perhatian pada kita, saling memahami (understanding) yaitu saat orang lain memahami kita, memvalidasi (validating) saat orang lain menunjukkan penerimaannya pada kita. Sedangkan hubungan yang tidak menyenangkan sarat dengan perasaan-perasaan negatif, dan keengganan untuk memperbaiki hubungan tersebut.
Perpektif tentang perasaan cinta berhubungan dengan Passionate dan Companionate LovePassionate love adalah penyerapan lengkap yang mencakup perasaan seksual lembut dan gairah emosi yang intens. Companionate love adalah perasaan hangat, percaya, kasih sayang, dan toleran bagi orang lain yang kehidupannya terkait dengan kita.
Hubungan interpersonal tidak bisa dilepaskan dalam konteks budaya. Pada budaya-budaya yang menganut kolektivitas yang tinggi, dalam menjalin hubungan maka masih mempertimbangkan pikiran orang lain tentang hubungannya. Contohnya perjodohan, atau pendapat tentang “bibit, bobot dan bebet”. Sedangkan pada budaya individualisme tinggi, mengatakan bahwa dalam pernikahan yang penting adalah romantic love.
Menjalin hubungan pada saat ini tidak hanya identik dengan tatap muka, akan tetapi juga melalui media internet contohnya e-mail, chatting, facebook, twitter dsb. Kehadiran media ini disatu sisi menguntungkan bagi orang yang memiliki ketidaknyamanan dalam berinteraksi tatap muka, akan tetapi disisi lain juga beresiko kita berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal.
Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Anita Taylor mengatakan bahwa komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal adalah yang paling penting. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Jalaludin Rakhmat memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu: percaya, sikap suportif, sikap terbuka. Miller (1976) menyatakan bahwa memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.
Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli dari inderawi yang berasal dari seseorang (komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal diantaranya:
  1. Komunikasi yang efektif, hubungan interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan antara pihak yang berkepentingan terbangun dalam situasi yang komunikatif, interaktif dan menyenangkan.
  2. Ekspresi wajah, ekspresi wajah akan menimbulkan kesan dan persepsi yang sangat menentukan penerimaan individu atau kelompok.
  3. Kepribadian, kepribadian mengekspresikan pengalaman subjektif seperti kebiasaan, karakter dan perilaku.
  4. Stereotyping, individu atau kelompok akan merespon pengalaman dan lingkungan dengan cara memperlakukan anggota masyarakat secara berbeda atau cenderung melakukan pengelompokan menurut jenis kelamin, cerdas, bodoh, rajin, atau malas.
  5. Kesamaan karakter personal, orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, norma, aturan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tingkat sosial ekonomi, budaya, agama, ideologis, cenderung saling menyukai dan menerima keberadaan masing-masing.
  6. Daya tarik, dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang lain terhadap diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan tindakan yang khas. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab tanggapan dan penerimaan personal.
  7. Ganjaran atau pujian, bila pergaulan seorang dengan orang-orang disekitarnya sangat menyenangkan, maka akan sangat menguntungkan ditinjau dari keberhasilan program, menguntungkan secara ekonomis, psikologis dan sosial.
  8. Kompetensi, masyarakat akan cenderung menanggapi informasi dan pesan dari orang berpengalaman, ahli dan profesional serta mampu memberikan kontribusi secara intelektual, sikap dan mampu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi.
Referensi
Rakhmat, J. (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Weiten, W. (2011). Psychology Themes and Variations. Las Vegas: Wandsworth Cengage Learning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terminasi Hubungan Konseling

Terminasi mengacu pada keputusan untuk menghentikan konseling. Keputusan dapat dibuat sepihak atau bersama. Terlepas dari banyak bahasan m...